Iklan

Kamis, 26 Juni 2014

Mengedepankan pengasuhan Otak anak

             Kita mengenal banyak sekali karakter manusia. Dalam film anak saja, ada beberapa perilaku seperti Dora ( penolong binatang, suka berpetualang dan terkesan cerdas), Sinchan, Nobita, Giant, Suneo dan masih banyak lagi karakter anak yang menggambarkan kepribadian dilihat dari perilakunya.
Setiap perilaku dalam diri manusia sangat dipengaruhi oleh otak. Percaya diri, mandiri, pesimis, bertanggung jawab, empati, jujur adalah sebagian dari buah pola asuh kepada otak. Bagaimana otak diberikan stimulus sehingga manghasilkan karakter-karakter yang berbeda antar manusia.

Setiap bagian otak mempunyai fungsi spesifik. Karenanya, stimulasi atau rangsangan terhadap bagian-bagian otak tersebut sangat mempengaruhi karakter diri yang mengendap dalam diri seseorang.
Sama halnya seperti tumbuhan, otak juga berkembang dan tumbuh sejak saat anak berada dalam kandungan sang ibu, usia awal kelahiran, sampai dewasa. Kendati demikian, stimulasi terhadap otak pada anak usia 0-7 tahun merupakan fase penting dalam pembentukan karakter seseorang.
Pada usia inilah rangsangan pada otak akan mengendap dan memberikan dampak permanen terhadap karakter anak.
Dapat disimpulkan bahwa kunci membangun karakter anak adalah mengembangkan struktur otak secara optimal sejak usia dini.

Karenanya para orang tua dan guru harus mempunyai pemahaman yang benar tentang pola asuh yang ramah otak.
               Beberapa alasan mengapa mambangun karakter anak harus dengan mengembangkan struktur otak secara optimal sejak usia dini karena perkembangan otak 95% terjadi pada saat anak berusia di bawah tujuh tahun.Selain itu pada anak usia dini atau pada tiga tahun pertama adalah fase membangun fondasi struktur otak yang dampaknya akan sangat permanen. Karena itu semua pengalaman masa usia dini memegang kunci penting dalam membangun fondasi dan semua kemampuan otak anak.
Tidak heran apabila lingkungan anak tempat dia tumbuh tidak baik seperti susila, emosi, motorik, dan kognitif, semua itu akan menentukan potensi anak juga memiliki karakter kurang baik atau tidak berkembang secara positif.

Sebaliknya, apabila lingkungan anak aman, penuh kasih sayang dan kaya dengan beragam stimulasi positif lainnya, maka semua potensi anak yang positif juga akan berkembang secara optimal.Karena adanya stimulus itu maka pembentukan synapse pada otak anak akan terfokus pada bagian otak yang merespons ancaman dari lingkungan luar.

Ada beberapa alasan logis yang menjadi faktor terbentuknya perilaku negatif anak, misalnya anak-anak yang mengalami stres, kekerasan fisik, atau kekerasan seksual.Anak-anak yang mengalami stres kronis karena kurang mendapat perhatian dan kasih sayang, maka akan lebih menstimulasi bagian otak yang merespon untuk bertahan dan menyelamatkan diri.
Bagian otak reptil akan terus distimulasi dan menjadi dominan, sementara bagian otak cortex tidak diaktifkan, sehingga anak pada masa dewasa tidak memiliki kemampuan berpikir dan mengontrol emosi secara baik.Bahkan emosi negatif yang kronis akan membuat otak terbiasa memproduksi cortisol yang akan membuat adrenalin juga tinggi. Akibat tingkat cortisol dalam darah yang tinggi akan membuat pribadi anak akan cepat depresi ketika usia dewasa, sakit jiwa, bahkan fungsi imunitas tubuh juga rendah.

"Dampak kurangnya stimulasi atau eksplorasi terhadap perkembangan otak dibuktikan pula pada hewan yang dipelihara di kebun binatang memiliki otak 20%-30% lebih kecil dibandingkan dengan hewan yang dipelihara di alam liar," ujar Ratna Megawangi. Untuk membentuk karakter positif pada anak, Ratna memiliki tips pola asuh yang ramah otak.
Misalnya dengan memberikan pengalaman emosi positif seperti dekapan.Agar upaya membentuk karakter anak semakin kuat, perlu juga melibatkan otak kiri dan kanan dalam membentuk karakter anak.Anak berusia dua tahun sudah mulai dapat mengetahui benar dan salah. Otak kanan akan menyatukan perasaan benar atau salah yang merupakan domain otak kanan dengan pengetahuan baik dan buruk yang merupakan domain otak kiri.Ratna menganjurkan kepada para orang tua untuk menjadi pribadi yang lembut agar menjadi tempat pertumbuhan karakter yang positif bagi anak.Selain karakter orangtua, lingkungan sekolah juga menjadi penentu semakin maksimalnya perkembangan karakter anak. Maka ada anjuran untuk memilih sekolah yang bebas dari ketakutan, beban, ancaman, dan ejekan.Kalau mungkin, pilihlah sekolah yang memiliki program eksplisit pendidikan karakter seperti misalnya brain-based learning, integrated learning, cooperative learning, contextual learning, dan lainnya.

Insya Allah dengan kelebihan dan kekurangannya MA DARUL ANWAR BOARDING SCHOOL, tanpa meninggalkan perhatian pada aspek kognisi, juga akan mengembangkan PENDIDIKAN yang RAMAH OTAK.

Allahu Akbar !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar